Keterampilan proses merupakan
kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapa dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk
mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan
penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut” (Azhar, 1993: 7)
Sedangkan “menurut Conny (1990 : 23) pendekatan keterampilan
proses adalah pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA)
dengan cara mengembangkan keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga
peserta didik akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus”.
Berdasarkan uraiaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan
proses adalah pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan
kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk menemukan fakta dan
konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar
mengajar yang telah mengaktifkan siswa (CBSA) sehingga mampu menumbuhkan
sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik.
Dimiyati (2002: 138) mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa adalah :
- Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada
pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu pengetahuan siswa dapat
mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta
dan konsep ilmu pengetahuan
- Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi
kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan tidak sekedar
menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.
- Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar
ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan
sekaligus.
Dari pembahasan tentang pengertian keterampilan proses (PKP) dapat
diartikan bahwa pendekatan keterampilan proses dalam penerapannya
secara langsung memberikan kesempatan siswa untuk secara nyata bertindak
sebagai seorang ilmuan karena penerapan pendekatan keterampilan proses
menekankan dalam memperoleh ilmu pengetahuan siswa hendaknya menanamkan sikap
dan nilai sebagai seorang ilmuan.
2. Pentingnya Pendekatan Keterampilan Proses
Menurut Dimiyati, mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses
(PKP) perlu diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan
alasan-alasan sebagai berikut:
- Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Pengalaman intelektual emosional dan fisik dibutuhkan
agar didapatkan agar hasil belajar yang optimal
- Penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian
abadi kebenaran ini. (Dimiyati, 2002: 137)
Pembinaan dan pengembangan kreatifitas berarti mengaktifkan
murid dalam kegiatan belajarnya. Untuk itu cara belajar siswa aktif (CBSA) yang
mengembangkan keterampilan proses yang dimaksud dengan keterampilan di sini
adalah kemampuan fisik dan mental yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan-kemampuan lain dalam individu.
Sedangkan Conny (1990 : 14). mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang
melandasi perlu diterapkan pendekatan keterampila proses (PKP) dalam kegiatan
belajar mengajar yaitu:
- Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat
sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep
kepada siswa.
- Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak
muda memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh
kongkrit.
- Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar
seratus persen penemuannya bersifat relatif
- Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak
dilepaskand ari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
3. Pola Pelaksanaan Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP)
Dalam pola pelaksanaan keterampilan proses, hendaknya guru harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Asas pelaksanaan keterampilan proses
Menurut (Azhar, 1993) dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Harus sesuai dan selalu berpedoman pada tujuan
kurikuler, serta pembelajaran yang berupa TPU dan TPK.
- Harus berpegang pada dasar pemikiran bahwa semua siswa
mempunyai kemampuan (potensi) sesuai dengan kudratnya.
- Harus memberi kesempatan, penghargaan dan movitasi
kepada peserta didik untuk berpendapat, berfikir dan mengungkapkan
perasaan dan pikiran.
- Siswa pembinaan harus berdasarkan pengalaman belajar
siswa.
- Perlu mengupayakan agar pembina mengarah pada kemampuan
siswa untuk mengola hasil temuannya.
- Harus berpegang pada prinsip "Tut Wuri
Handayani". Memperhatikan azas-azas tersebut, nampaknya yang menjadi
titik perkenannya adalah siswa itu adalah siswa itu sendiri sebagai subyek
didik dan juga guru dalam melaksanakan pendekatan keterampilan proses
benar-benar memperkirakan perbedaan masing-masing siswa.
b. Bentuk dan pelaksanaan pendekatan keterampilan proses
(PKP)
Untuk melaksanakan pendekatan keterampilan proses kepada peserta didik secara
klasikal. Kelompok kecil ataupun individual. Maka kegiatan tersebut harus
mengamati kepada pembangkitan kemampuan dan keterampilan mendasar baik mental,
fisik maupun sosial (menurut Funk dalam Dimiyati, 1999). Adapun keterampilan
yang mendasar dimaksud adalah :
a. Mengamati/observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu keterampilan
ilmiah yang paling mendasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta
merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan proses yang
lain (Funk 1985 dalam Dimiyati, 1909 :142).
Kegiatan mengamati, menurut penulis dapat dilakukan dengan panca indera seperti
melihat, mendengar, meraba, mencium dan mengecap. Hal ini sejalan dengan
pendapat (Djamarah, 2000 :89). Bahwa "kegiatan mengamati dapat dilakukan
peserta didik melalui kegiatan belajar, melihat, mendengar, meraba, mencicip
dan mengumpulkan dan atau informasi.
Jadi kegiatan mengamati merupakan tingkatan paling rendah dalam pengembangan
keterampilan dasar dari peserta didik, karena hanya sekedar pada penglihatan
dengan panca indera. Pada dasarnya mengamati dan melihat merupakan dua hal yang
berbeda walaupu sekilas mengandung pengertian yang sama. Melihat belum tentu
mengamati, karena setiap hari mungkin peserta didik melihat beraneka ragam
tanaman, hewan, benda-benda lain yang ada di sekitarnya, tetapi sekedar melihat
tanpa mengamati bagaimana sebenarnya tanaman, hewan tersebut berkembang dari
kecil hingga menjadi besar.
b. Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilih berbagai obyek
peristiwa berdasarkan
sifat-sifat khsususnya. Sehingga didapatkan golongan atau
kelompok sejenis dari obyek yang dimaksud, (Dimiyati, 1999 :142).
Untuk melakukan kegiatan mengkalasifikasik menurut Djamarah adalah
"peserta didik dapat belajar melalui proses : mencari persamaan
(menyamakan, mengkombinasikan, menggolongkan dan mengelompokkan( Djamarah, 2000
: 89).
Melalui keterampilan mengklasifikasi peserta didik diharapkan mampu membedakan,
menggolongan segala sesuatu yang ada di sekitar mereka sehingga apa yang mereka
lihat sehari-harii dapat menambah pengetahuan dasar mereka.
c. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai "menyampaikan dan memperoleh
fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahua dalam bentuk suara, visual atau
secara visual" (Dimiyati, 1993:143). Kegiatan mengkomunikasi dapat
berkembanga dengan baik pada diri peserta didik apabila mereka melakukan
aktivitas seperti : berdiskusi, mendeklamasikan, mendramatikan, bertanya,
mengarang, memperagakan, mengekspresikan dan melaporkan dalam bentuk
lisan, tulisan, gambar dan penampilan” (Djamarah, 2000).
Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa mengkomunikasikan bukan berarti
hanya melalui berbicara saja tetapi bisa juga dengan gambar, tulisan bahkan
penampilan dan mungkin lebih baik dari pada berbicara.
d. Mengukur
Keterampilan mengukur sangat penting dilakukan agar peserta didik dapat
mengobservasi dalam bentuk kuantitatif. Mengukur dapat diartikan
"membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah
ditetapkan" (Dimiyati, 1999 : 144).
Adapun kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan mengukur peserta didik
menurut Conny (1992 :21). Dapat dilakukan dengan cara mengembangkan sesuatu,
karena pada dasarnya mengukur adalah membandingkan, misalnya saja siswa
membandingkan luas kelas, volume balok, kecakapan mobil dan sebagainya.
Kegiatan pengukuran yang dilakukan peserta didik berbeda-beda tergantung dari
tingkat sekolah mereka, karena semakin tinggi tingkat sekolahnya maka semakin
berbeda kegiatan pengukuran yang dikerjakan.
e. Memprediksi
Memprediksi adalah "antisipasi atau perbuatan ramalan tentang sesuatu hal
yang akan terjadi di waktu yang akan datang, berdasarkan perkiraan pada pola
kecendrungan tertentu, atau hubungan antara fakta dan konsep dalam ilmu
pengetahuan" (Dimiyati, 1999: 144).
Menurut (Djamarah, 2000) untuk mengembangkan keterampilan memprediksi dapat
dilakukan oleh peserta didik melalui kegiatan belajar antisipasi yang
berdasarkan pada kecendrungan/pola. Hubungan antara data, hubungan informasi.
Hal ini dapat dilakukan misalnya memprediksi waktu tertibnya matahari yang
telah diobservasi, memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak
tertentu dengan menggunakan kendaraan dengan yang berkecepatan tertentu.
Pada prinsipnya memprediksi, observasi dan menarik kesimpulan merupakan tiga
hal yang berbeda, hal tersebut dapat dibatasi sebagai berikut : "kegiatan
yang dilakukan melalui panca indera dapat disebut dengan observasi dan menarik
kesimpulan dapat diungkapkan dengan, mengapat hal itu bisa terjadi sedangkan
kegiatan observasi yang telah dilakukan apa yang akan diharapkan".
f. Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai "suatu keterampilan untuk memutuskan
keadaan suatu. Objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang
diketahui (Dimiyati, 1999: 145).
Kegiatan yang menampakkan keterampilan menyimpulkan misalnya: berdasarkan
pengamatan diketahui bahwa lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat.
Peserta didik dapat menyimpulkan bahwa lilin bisa menyala apabila ada oksigen.
Kegiatan menyimpulkan dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan sebagai
pengembangan keterampilan peserta didik yang dimulai dari kegiatan observasi
lapangan tentang apa yang ada di alam ini.
c. Langkah-langkah melaksanakan keterampilan proses
Untuk dapat melaksanakan kegiatan keterampilan proses dalam pembelajaran guru
harus melakuka langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pendahuluan atau pemanasan
Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah mengarahkan peserta didik pada pokok
permasalahan agar mereka siap, baik mental emosional maupun fisik.
Kegiatan pendahuluan atau pemanasan tersebut berupa:
- Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah dialami
peserta didik yang ada hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan.
- Kegiatan menggugah dan mengarahkan perhatian perserta
didik dengan mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan gambar
atau benda lain yang berhubungan dengan materi yang akan diberikan.
2. Pelaksanaan proses belajar megnajar atau
bagian inti
Dalam kegiatan proses pembelajaran suatu materi, seperti yang dikemukakan di
depan hendaknya selalu mengikutsertakan secara aktif akan dapat mengembangkan
kemampuan proses berupa mengamati, mengklasifikasi, menginteraksikan,
meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian
serta mengkunikasikan hasil perolehannya yang pada dasarnya telah ada pada diri
peserta didik.
Sedangkan menurut Djamarah (2002 :92) kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam
langkah-langkah proses belajar mengajar atau bagian inti yang bercirikan keterampilan
proses, meliputi :
- Menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti peragakan,
demonstrasi, gambar, modal, bangan yang sesuai dengan keperluan. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat,
cermat dan tepat.
- Merumuskan hasil pengamatan dengan merinci,
mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari
kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran tersebut.
- Menafsirkan hasil pengelompokkan itu dengan menunjukkan
sifat, hal dan peristiwa atau gejala yang terkandung pada tiap-tiap
kelompok.
- Meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa
lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang
berbeda.
Menerapkan pengetahuan keterampilan
sikap yang ditentukan atau diperoleh dari kegiatan sebelumnya pada keadaan atau
peristiwa yang baru atau berbeda.
Merencanakan penelitian umpamanya
mengadakan percobaan sehubungan dengan masalah yang belum terselesaikan.
Mengkomunikasikan hasil kegiatan
pada orang lain dengan diskusi, ceramah
mengarang dan lain-lain.
3. Penutup
Setelah melaksanakan proses belajar tersebut, hendaknya sebagai seorang
pendidik untuk
- Mengkaji ulang kegiatan yang telah dilaksanakan serta
merumuskan hasil yang telah diperolehnya
- Mengadakan tes akhir
- Memberikan tugas-tugas lain . Pendekatan Keterampilan
Proses